Bahkan disebutkan dalam hadits bahwa di dalam sahur ada keberkahan. Untuk itu, sayang kiranya apabila umat Muslim meninggalkan makan sahur sebelum melangsungkan ibadah puasa sepanjang siang.
Dalam kitab Shahih Bukhari terdapat suatu hadis yang diriwayatkan oleh Anas. Rasulullah SAW bersabda: “Tasahharu fainna fi as-suhuri barakatan,”. Yang artinya: “Sahurlah kamu karena sahur mengandung keberkahan,”. Waktu sahur juga dikenal sebagai waktu turunnya rahmat dan ampunan Allah.
Selain mengandung keberkahan di dalam sahur serta keutamaan waktu dengan turunnya ampunan Allah, bersahur juga bagian dari akhlak berpuasa. Jika Allah telah menurunkan rahmat serta ampunannya di waktu tersebut, alangkah meruginya bagi seorang hamba untuk tidak menyambutnya.
Tak hanya itu, di sisi sains, terdapat penjelasan menarik mengapa perlu bagi umat Muslim untuk menunaikan sahur. Dalam buku As-Shiyam Mu’jizah Alamiyah karya Abdul Jawwad As-Shawi dijelaskan, ada fase pencernaan dan penyerapan yang berlangsung selama tiga hingga lima jam. Tergantung dari makanan yang dikonsumsi dan jenis kandungannya.
Kemudian fase pascapenyerapan dimulai sekitar empat hingga enam jam setelah makanan dikonsumsi. Di fase ini terdapat peluruhan, masanya berlangsung antara enam hingga 12 jam. Pada fase ini, tubuh akan bergantung pada timbunan nutrisi untuk memperoleh kekuatan.
Ketika kadar glukosa dalam darah menurun, maka hati akan mengubah glikogen menjadi glukosa untuk menyuplai kekuatan tubuh. Maka, penting sekali menunaikan sahur karena tinjauan sains memberikan sinyal kuat betapa istimewanya sahur bagi orang yang berpuasa. Belum lagi, keutamaan sahur yang dijanjikan Allah serta ditegaskan oleh Rasulullah SAW.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar