Erdogan Buka Suara soal 'Kemarahan' Warga di Gempa Turki

Radio Babe News-Presiden Turki Tayyip Erdogan mengutuk pihak-pihak yang menunding pemerintahannya lamban dalam menangani situasi gempa yang telah menewaskan lebih dari puluhan ribu orang di Turki selatan dan Suriah barat laut tersebut. Ia menyebutnya "kampanye negatif".

"Ini adalah waktu untuk persatuan, solidaritas. Dalam periode seperti ini, saya tidak dapat membiarkan orang melakukan kampanye negatif untuk kepentingan politik," katanya kepada wartawan setibanya di provinsi selatan Hatay, mengutip Reuters, Jumat (10/2/2023).

Dia mengatakan tidak mungkin bersiap menghadapi bencana seperti itu. Tetapi tegasnya, pemerintah akan mempercepat pemindahan puing-puing dan pembangunan rumah di Turki

Sebagaimana diketahui, kemarahan meningkat atas penanganan bencana oleh pemerintah Erdogan. Ini karena lamanya tim evakuasi pemerintah datang ke lokasi korban.

Seorang pejabat Turki mengatakan bencana itu menimbulkan "kesulitan yang sangat serius" untuk penyelenggaraan pemilihan yang dijadwalkan pada 14 Mei nanti. Erdogan diperkirakan akan menghadapi tantangan terberatnya dalam dua dekade berkuasa.

"Dengan kemarahan yang membara atas keterlambatan pengiriman bantuan dan upaya penyelamatan yang sedang berlangsung, bencana tersebut kemungkinan besar akan mempengaruhi pemungutan suara jika terus berlanjut," kata pejabat itu dimuat Reuters.

Perlu diketahui bencana datang saat ekonomi Turki tidak baik-baik saja. Inflasi masih tinggi 57,7%.

"Jika ada salah penanganan dalam upaya penyelamatan, masyarakat akan frustasi dan akan ada reaksi pergolakan," ujar pendiri Cribstone Strategic Macro, Mike Harris, dikutip dari CNBC International.

"Dan masalah lainnya tentu saja adalah gedung-gedung yang telah runtuh. Sejauh ini dibangun di bawah kode baru dan pihak berwenang tidak memberlakukan peraturan. Mungkin ada pukulan serius bagi Erdogan sehingga ia kehilangan kendali atas narasinya," lanjut Harris.

Saat ini korban tewas akibat gempa dahsyat yang melanda Turki dan Suriah telah melampaui 21.051 pada Jumat. Sebanyak 17.674 korban meninggal ditemukan di Turki sementara 3.377 di Suriah.

Para ahli khawatir jumlahnya akan semakin meningkat. Apalagi hawa dingin yang saat ini melanda, menghambat pencarian ribuan orang yang masih tertimpa bangunan dan mengancam nyawa korban gempa lain yang tak memiliki tempat berlindung serta air minum.

Sumber: CNBC Indonesia 

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berita Populer