Mereka di antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Survei Polstat dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 10 November 2022 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah. Jumlah sampel sebesar 1200 responden, diperoleh melalui teknik pencuplikan secara acak bertingkat. Margin of error +/- 2.8 persen, dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.
Ketika Polstat menanyakan kepada responden, dari sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Jokowi Jilid II saat ini menurut Anda siapakah yang kinerjanya paling baik, nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto paling banyak disebut.
Sebanyak 16,2 persen responden menilai Menhan Prabowo sebagai menteri dengan kinerja paling baik. Kemudian sebanyak 11,3 persen menyebut nama Menparekraf Sandiaga Uno dan 10,8 persen menilai Menkeu Sri Mulyani sebagai menteri dengan kinerja terbaik.
Selain Menhan Prabowo, Menparekraf Sandiaga dan Menkeu Sri Mulyani, nama-nama anggota Kabinet Jokowi yang juga dinilai berkinerja baik adalah Panglima TNI Andika Perkasa (9,2 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (6,7 persen), Menteri Sosial Tri Risma Harini (6,2 persen), Kepala Staf Presiden Moeldoko (6,1 persen), Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim (6,1 persen), Menko Polhukam Mahfud MD (5,8 persen), dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono (4,5 persen).
Menurut analisis Polstat, ada faktor obyektif dan subyektif yang mempengaruhi persepsi publik dalam menilai kinerja para menteri Kabinet Jokowi. Menteri Pertahanan, misalnya, mengapa dalam berbagai riset lembaga survei selalu menempati posisi teratas menteri dengan kinerja terbaik, tidak dapat disangkal karena Prabowo sangat fokus pada tugas yang diamanatkan kepadanya oleh Presiden Jokowi.
Sedangkan faktor subyektifnya adalah setiap responden yang memilih Prabowo sebagai capres dalam survei Polstat ini cenderung menyebut Menhan Prabowo Subianto sebagai menteri dengan kinerja terbaik.
Faktor subyektif mungkin juga mempengaruhi penilaian publik terhadap kinerja Menparekraf Sandiaga Uno dan Menteri BUMN Erick Thohir yang namanya juga sering muncul dalam papan survei sebagai capres.
Di lain pihak munculnya nama-nama Menkeu Sri Mulyani, Mendikbud -Ristek Nadiem Makarim, dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono sebagai menteri dengan kinerja terbaik barangkali lebih dominan faktor yang bersifat obyektif.
Menkeu Sri Mulyani dan Menteri PUR Basuki selama ini memang dikenal publik sebagai pekerja keras dan juga fokus pada bidang tugasnya seperti halnya Menhan Prabowo.
Sementara untuk Nadiem Makarim banyak responden yang menilai Mendikbud itu berkinerja baik, namun juga banyak yang menyebutnya berkinerja buruk.
Selain kinerja para menteri dan pejabat setingkat menteri, survei Polstat kali ini juga menelisik pendapat publik tentang anggota Kabinet Jokowi Jilid II yang layak maju sebagai Capres 2024.
Hasilnya, tiga orang jenderal yang kini menjadi pembantu Presiden Jokowi dinilai publik paling layak maju sebagai capres pada Pemilu 2024 nanti. Mereka adalah Menhan Prabowo Subianto, KSP Moeldoko dan Panglima TNI Andika Perkasa.
Ketika Polstat menanyakan kepada responden, siapakah yang paling layak menggantikan Presiden Jokowi di antara sejumlah menteri dan pejabat setingkat menteri yang ada saat ini, sebanyak 30,9 persen menyebut nama Menhan Prabowo Subianto. Kemudian sebanyak 14,7 persen menyebut nama KSP Moeldoko dan 11,2 persen menyatakan nama Panglima TNI Andika Perkasa.
Di luar tiga jenderal tersebut, menteri yang juga dinilai layak nyapres di Pemilu 2024 nanti di antaranya Sandiaga Uno (10,9 persen), Mahfud MD (7,1 persem) dan Erick Thohir (6,8 persen).
Munculnya tiga sosok jenderal yang dipersepsikan publik sebagai anggota Kabinet Jokowi yang paling layak maju pada Pilpres 2024 selaras dengan temuan survei Polstat lainnya tentang latar belakang capres yang paling disukai responden.
Ketika Polstat menanyakan kepada responden, Presiden RI pasca Jokowi nanti sebaiknya seorang tokoh yang berlatar belakang apa, sebanyak 28,1 persen menyebut tokoh yang berlatar belakang TNI (militer).
Kemudian sebanyak 20,7 persen menyebut tokoh yang berlatar belakang politisi atau berasal dari parpol dan 18,2 persen lebih menyukai capres yang memiliki latar belakang akademisi (ilmuwan).
Ketidakpastian geopolitik dunia belakangan ini nampaknya mempengaruhi preferensi publik yang mendambakan hadirnya seorang pemimpin nasional yang berlatar belakang TNI.
Salah satu temuan yang juga menarik dari survei Polstat kali ini adalah munculnya nama KSP Moeldoko. Selain sebagai salah satu dari 10 menteri berkinerja terbaik, KSP Moeldoko juga dipersepsikan publik sebagai menteri yang paling layak menjadi capres setelah nama Menhan Prabowo Subianto.
Selama ini, Moeldoko mungkin tidak teridentifikasi sebagai capres oleh berbagai lembaga survei dan mantan Panglima TNI itu juga tidak pernah mensosialisasikan diri sebagai capres.
Namun publik luas nampaknya mengapresiasi KSP Moeldoko yang begitu fokus mengawal program kerja Presiden Jokowi dan rajin menyodorkan solusi atas berbagai masalah aktual yang tengah dihadapi bangsa dan rakyat Indonesia.
Dengan tingkat swing voters yang masih tergolong tinggi (36,5 persen) KSP Moeldoko masih berpeluang menyodok papan atas dalam rating survei capres 2024. Apalagi saat ini ia menjadi satu-satunya capres papan tengah yang paling moncer.
Di saat hampir semua capres papan tengah dan papan bawah mengalami stagnasi elektabilitas, hanya Moeldoko yang mengalami kenaikan elektabilitas. Moeldoko bisa menjadi capres new comer yang mengejutkan.
Sumber: RM.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar