Fenomena itu direkam warga hingga berujung viral di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak beberapa warga mendatangi lokasi dan mengambil ikan-ikan yang menepi ke daratan itu.
Dalam video lainnya, fenomena itu juga terjadi di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. Dalam video itu tampak ikan-ikan itu melompat di dermaga di pulau tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengonfirmasi video-video yang viral itu adalah peristiwa yang benar terjadi. Dia mengatakan fenomena yang viral itu terjadi pada Selasa (29/11).
"Dari hasil pengecekan memang benar adanya kejadian tersebut. Informasi yang kami peroleh dari dinas terkait, hal ini terjadi diperkirakan karena perubahan iklim di laut terhadap ikan tersebut yang tidak kuat terhadap panas air laut," kata Zulpan dalam keterangannya, Rabu (30/11).
Zulpan mengatakan sejauh ini peristiwa itu terjadi diduga bukan karena ada limbah ataupun kondisi apapun di pantai sekitar, melainkan sebuah fenomena alam. Dia mengatakan fenomena serupa juga pernah terjadi di sekitar Ancol.
"Dapat dipastikan penyebab menepinya ikan tersebut karena perubahan iklim di laut dan bukan karena diracun oleh masyarakat, ataupun bukan karena adanya limbah beracun," ujarnya.
Lebih lanjut, Zulpan menyebut bahwa ribuan ikan yang menepi ke daratan itu kemudian diambil dan dimanfaatkan oleh warga sekitar.
"Pada akhirnya dimanfaatkan oleh warga masyarakat nelayan untuk mengambil ikan-ikan yang menepi di area pantai bebatuan pemecah ombak Apartemen Regatta," tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati menyatakan pihaknya telah mengambil sampel ikan di lokasi untuk dilakukan pendalaman lebih lanjut.
"[Rabu] pagi tadi tim Dinas KPKP bersama OPD (organisasi perangkat desa) lainnya ke lapangan untuk mengambil sampel," ucap Suharini.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena terdamparnya banyak ikan kecil di pesisir Jakarta Utara merupakan akibat dari dorongan angin laut dan bukan tanda terjadinya gempa.
"Banyak faktor di antaranya faktor kesuburan perairan, angin dan arus laut. Tidak ada hubungannya dengan akan terjadinya gempa ya," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo seperti dikutip dari Antara.
Eko menyatakan bahwa secara tak kasat mata, angin laut telah mendorong ikan-ikan kecil tersebut mengikuti arus hingga terdampar di pesisir pantai.
BMKG juga mengimbau masyarakat tidak panik karena fenomena itu dapat terjadi pula pada ikan-ikan yang lebih besar seperti paus ataupun lumba-lumba.
Sebab, terdapat kemungkinan bahwa dorongan angin yang membawa ikan-ikan kecil menarik perhatian ikan yang lebih besar untuk mencari makanan sesuai dengan rantai makanannya.
"Otomatis ikan kecil tadi juga diikuti ikan ikan besar sebagai rantai makanannya," katanya.
Selain dorongan angin, Eko menyebutkan jika terdapat kemungkinan kalau berbagai unsur hara lainnya yang dibutuhkan ikan-ikan kecil itu, mengikuti arus angin sehingga mendorong ikan mendekat ke garis pantai.
Sedangkan kemungkinan lainnya yakni karena adanya kandungan klorofil-a yang menjadi salah satu faktor kesuburan di laut.
Eko menambahkan terdamparnya ikan-ikan kecil tersebut, bisa dikatakan sebagai wujud fenomena langka akibat ketidaknormalan oseanografi yang menjadi sebuah anugerah bagi para warga, karena dapat memanen ikan tanpa menggunakan jala di laut.
Meski demikian, Eko menyatakan bahwa fenomena laut itu masih dugaan sementara BMKG. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk bisa memastikan alasan ikan-ikan kecil tersebut terdampar hingga ke pesisir pantai.
"Sisanya dugaan sementara ini ya tapi perlu penelitian lebih lanjut," katanya.
Sumber: CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar