Menurut Jokowi, dia sering berpesan agar Sri Mulyani berhati-hati dalam memanfaatkan APBN.
Hal tersebut diungkapkan Presiden mengingat kondisi perekonomian dunia yang sulit. Sementara itu, kondisi ekonomi nasional juga terdampak situasi dunia.
"Saya selalu sampaikan ke Bu Menkeu, 'Bu kalau kita punya uang di APBN kita, di-eman-eman (dijaga benar)', ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam UOB Economy Outlook 2023 yang disiarkan secara daring di kanal YouTube UOB Indonesia, Kamis (29/9/2022).
"Itu Bahasa Inggris lho di-eman-eman. Dijaga. Hati-hati mengeluarkannya. Harus produktif, harus memunculkan return yang jelas," ujar Jokowi.
Jokowi kemudian menyinggung situasi di berbagai negara yang pertumbuhan ekonominya melemah dan terkontraksi.
Sejalan dengan hal itu, terjadi krisis energi, minyak dan gas yang melanda hampir semua negara di dunia.
Kemudian, terjadi krisis finansial yang menyebabkan pergerakan inflasi melompat-lompat.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga kembali menyinggung dunia yang berada di situasi sangat tidak pasti.
"Semua negara berada pada posisi sulit, kesulitan. Dan juga ekonomi yang sulit diprediksi, sulit dikalkulasi arahnya pemulihannya seperti apa," kata dia.
"Satu masalah muncul belum selesai, muncul masalah lain dan efeknya domino. Ini semua menyampaikan sulit dihitung," ujar Jokowi.
Presiden kemudian menceritakan pertemuannya dengan sejumlah pemimpin dunia seperti Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, hingga Presiden Komisi Uni Eropa Ursula van Der Leyen.
Dari pertemuan-pertemuan yang disebutkan Jokowi terjadi secara informal itu, dia menyimpulkan bahwa kondisi semua negara sulit.
Kepala Negara juga bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kesimpulannya, perang tak akan berhenti besok, pekan depan, bulan depan, artinya enggak jelas sehingga negara kita perlu sebuah endurance," kata Jokowi.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar