Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Suraina mengatakan fenomena tanpa bayangan atau kulminasi Matahari ini lazim sebagai efek revolusi Bumi.
"Kulminasi matahari menjadi peristiwa tahunan yang terjadi akibat revolusi bumi mengitari matahari memiliki sumbu rotasi yang bergeser sekitar 23 derajat," ujarnya dikutip situs BRIN.
Dengan lokasi geografis Indonesia, Matahari akan berada tepat di atas Indonesia dua kali setahun. Pertama, sudah terjadi pada 21 Februari hingga 5 April. Kedua, mulai terjadi sejak 7 September hingga 21 Oktober 2022.
Suraina menjelaskan Matahari berada pada ketinggian maksimum (puncak kulminasi) di Pontianak pada hari ini, Jumat (23/9) pukul 11.35.10 WIB.
Untuk diketahui, Pontianak merupakan salah satu kota yang berada di garis khatulistiwa. Kerena itu Pontianak dikenal sebagai kota khatulistiwa karena dilalui oleh garis lintang 0 derajat.
Bagi pengamat yang berada di garis khatulistiwa, matahari akan berada tepat di atas kepala saat tengah hari pada hari tanpa bayangan.
Suraina menjelaskan ketika matahari tepat berada di titik Zenit atau di atas kepala, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari.
"Sehingga fenomena ini disebut juga sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari," tuturnya.
Sebelumnya, Periset dari Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang menjelaskan, karena nilai deklinasi Matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia, Matahari akan berada tepat di atas kepala kita saat tengah hari.
"Ketika Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari," katanya.
Fenomena ini, kata Andi, dapat diamati dari berbagai wilayah di Indonesia dalam waktu yang berbeda tergantung dari letak geografis masing-masing.
Ia mengatakan hari tanpa bayangan terjadi dua kali setahun untuk daerah yang terletak di antara Garis Balik Utara atau garis khatulistiwa.
Sementara, untuk wilayah yang terletak di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan akan mengalami hari tanpa bayangan hanya sekali setahun, yakni ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun Solstis Desember (21/22 Desember).
Sumber: CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar