Ini perlu dilihat kalau berdasarkan studi kualitatif tentang perbandingan calon presiden dan juga tadi disimpulkan, bahwa Moeldoko memiliki kemampuan pengalaman.
"Karena kalau kita lihat biasanya juga pendidikannya ikut mendukung dan dia memiliki prestasi sampai menjadi Panglima TNI," lanjut Usman yang merupakan CEO Lembaga Klimatologi Politik (LKP) tersebut. Selain itu, fenomena yang cukup menarik baginya adalah latar belakang Moeldoko yang berasal dari keluarga sederhana di sebuah desa dan berbeda dengan tokoh lainnya yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi.
Fenomena masuknya nama Moeldoko, adalah gambaran elektabilitasnya masih konsisten. Pada Pemilu 2019 lalu, nama Moeldoko juga sempat masuk bursa sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi). Dengan istilah 3 M (Mahfud, Moeldoko dan Ma’ruf Amin). Artinya, Moeldoko masih menjadi tokoh yang diperhitungkan pada perhelatan Pilpres 2024 mendatang. Dari hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang pernah dirilis belum lama ini, elektabilitas Moeldoko merupakan murni karena hasil dari kemampuan, prestasi dan pengalaman dalam mengelola pemerintahan, tanpa pengaruh atau naungan sosoknya di partai politik.
Ditambah lagi sosoknya yang pernah menjabat sebagai Panglima TNI di era kepemimpinan SBY dan sebagai KSP periode Jokowi pertama, dan kembali ditunjuk periode kali kedua Jokowi. “Sebagai mantan militer, memberikan keuntungan tersendiri bagi Moeldoko,” papar Direktur Lembaga Riset dan Penelitian Indonesia (Rispenindo) George Kuahaty.
Jika melihat fenomena politik yang berkembang hari ini, Pilpres 2024 masih sangat rawan terjadinya polarisasi, terlebih menggunakan sentimen SARA. Sudah barang tentu, ke depannya stabilitas politik dan ekonomi menjadi persoalan yang dihadapi negara.
Moeldoko juga tidak pernah melakukan manuver politik yang berlawanan kepentingan dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Demikian halnya, ketika era periode pertama Jokowi-Jusuf Kalla. “Moeldoko selama menjadi KSP tidak pernah melakukan manuver politik yang mengganggu stabilitas kepemimpinan Jokowi,” tandas George.
Naiknya valuasi politik Moeldoko tidak lepas dari fungsinya juga sebagai watch dog program-program pemerintahan Jokowi. Moeldoko menjalankan fungsinya dengan baik sebagai Kepala Staf Presiden.
Sumber : Sindonews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar