Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin Juhro menuding pandemi covid-19 sebagai biang keladi Indonesia gagal mempertahankan posisi sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas. Ini berarti RI turun menjadi negara berpenghasilan menengah bawah.
Menurut dia, pandemi menggerus proyeksi (trajectory) Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi atau negara maju. Hal tersebut bisa dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita RI yang turun pada 2020 jadi US$3.900-an per tahun masuk dalam standar negara berpenghasilan menengah ke bawah.
"Performa pertumbuhan yang berada pada level relatif tinggi telah mendorong pendapatan per kapita Indonesia ke kategori menengah ke atas, tapi pandemi telah mengubah trajectory tersebut," ujarnya pada agenda G20 bertajuk Shfting Toward Higher Value-Added Industries, Senin (14/2).
Indonesia sekarang memiliki PDB per kapita sekitar US$3.900 per tahun (2020). Ini lebih dekat pada rentang negara berpenghasilan menengah ke bawah," terang dia.
Data serupa juga sebelumnya dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pendapatan per kapita RI pada tahun lalu sebesar Rp62,2 juta setara PDB US$4.349. Angka tersebut naik dari PDB 2020 sebesar US$3.934,5 atau pendapatan per kapita Rp57,3 juta.
Sebelum pandemi menghantam, pendapatan per kapita RI sempat berada pada level US$4.129,8 atau Rp59,3 juta, lebih rendah dari 2021 namun di atas 2019.
Kendati demikian, ia mengaku optimistis RI masih bisa menjadi negara maju seperti ditargetkan pada 2045 nanti. Salah satu caranya dengan mengungkit nilai tambah dari industri manufaktur yang merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.
Sumber: CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar