RADIO BABE NEWS -- Pemerintah meminta semua pihak mendukung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang dinilai kian mendesak demi menghindarkan para pelajar dari penurunan capaian pembelajaran.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate mengatakan, PTM terbatas merupakan upaya penyelamatan anak-anak Indonesia dari dampak negatif Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diselenggarakan berkepanjangan. Apabila tak segera menerapkan PTM terbatas, dikhawatirkan para pelajar akan kesulitan mengejar ketertinggalan.
"Percepatan penuntasan vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) bisa menjadi dorongan untuk mengembalikan anak ke sekolah secara terbatas," kata Johnny, Sabtu (18/9).
Dia menjelaskan, PJJ berkepanjangan dapat memberi dampak permanen terhadap para pelajar, seperti putus sekolah, penurunan capaian pembelajaran, hingga kesehatan mental dan psikis.
"Pandemi Covid-19 telah menyebabkan learning loss yang sangat signifikan. Jika dibiarkan secara jangka panjang, semua ini bisa menjadi risiko yang lebih besar dibandingkan risiko kesehatan," ujar Johnny.
Riset yang dilakukan oleh INOVASI dan Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemendikbud Ristek menunjukkan, pendidikan di Indonesia kehilangan 5 sampai 6 bulan pembelajaran per tahun. Sementara, riset Bank Dunia menyatakan, dalam kurun waktu 0,8 sampai dengan 1,3 tahun, compounded learning loss dengan kesenjangan antara siswa kaya dengan siswa miskin meningkat 10 sebesar persen.
Riset yang sama juga menyebut bahwa tingkat putus sekolah di Indonesia meningkat sebesar 1,12 persen, di mana angka tersebut 10 kali lipat dari angka putus SD pada 2019. Bank Dunia memperkirakan, saat ini di Indonesia ada 118 ribu anak usia SD yang tidak bersekolah.
"Angka tersebut lima kali lipat lebih banyak daripada jumlah anak putus SD tahun 2019," kata Johnny.
SUMBER : CNNINDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar