"Kebijakan suku bunga rendah akan kami pertahankan. Suku bunga, kebijakan likuiditas super longgar kami akan pertahankan," ungkap Perry dalam konferensi pers KSSK Triwulan III 2021, Jumat (6/8).
Ia mengatakan hal ini dilakukan karena inflasi Indonesia cenderung rendah. Dengan demikian, bank sentral perlu mempertahankan suku bunga yang rendah pula agar pertumbuhan ekonomi bisa terus melaju di zona positif.
Untuk tahun depan, Perry juga masih mempertahankan kebijakan yang cenderung pro growth. Artinya, kebijakan suku bunga rendah kemungkinan dipertahankan sampai 2022.
"Tahun depan itu kemungkinan juga inflasinya belum akan tinggi dan kami juga masih perlu mendorong pemulihan ekonomi, sehingga kebijakan BI lebih cenderung pro growth," kata Perry.
Namun, ia mengatakan pihaknya akan terus melihat perkembangan data ekonomi ke depan. Hal ini khususnya pergerakan inflasi.
"Kami akan menakar jika ada kenaikan inflasi, tentu saja kami juga secara bertahap mengurangi sedikit likuiditas yang super melimpah," terang Perry.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan jika suku bunga kembali turun dan bunga deposito perbankan turun lagi, maka orang kaya akan terdorong untuk belanja.
"Orang-orang kaya yang sebelumnya enggan belanja karena menikmati bunga besar, ketika bunga turun lagi, mungkin tidak enggan lagi untuk belanja," papar Purbaya.
Jika orang kaya berbelanja, maka akan mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi domestik. Pasalnya, masyarakat kelas menengah dan menengah bawah juga akan mendapatkan dampak dari aktivitas belanja orang kaya, sehingga ekonomi bergerak.
"Ini akan mendorong perekonomian," pungkas Purbaya.
Sumber : CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar