Pemberian vaksin ini dilakukan untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Sayangnya, kabar adanya dua orang penerima vaksin AstraZeneca meninggal dunia.
Namun, sudah diklarifikasi oleh Komnas KIPI bahwa kematian penerima vaksin AstraZeneca tidak berkaitan dengan vaksin. Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 yang diduga menyebabkan kematian pun sudah diedarkan kembali karena terbukti tidak berbahaya.
Fakta lain mengenai keamanan vaksin ini diungkapkan studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine pada Rabu, 9 Juni 2021, menyatakan vaksin AstraZeneca dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko beberapa gangguan pendarahan, tetapi kasusnya sangat jarang dan manfaat vaksin jauh lebih besar dari risikonya.
"Analisis terhadap orang yang menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca atau Pfizer mengungkapkan peningkatan risiko kecil dari kondisi perdarahan autoimun yang dikenal sebagai thrombocytopen ic purpura (ITP). Kasus ini berbeda dengan pembekuan darah yang dikaitkan sebelumnya," tulis laporan tersebut.
Pada ITP, sistem kekebalan menghancurkan trombosit, sel darah yang membantu darah untuk membeku. Kondisi ini dapat menyebabkan memar ringan pada beberapa orang dan pendarahan yang berlebihan dan penyakit jangka panjang pada orang lain.
"Namun, gejalanya biasanya ringan dan kematian akibat ITP sangat jarang, diperkirakan terjadi pada 11 orang dari 1 juta orang yang menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca," ungkap studi itu.
Peneliti Aziz Sheikh dari University of Edinburgh, Inggris, dan rekan-rekannya mengatakan bahwa risiko yang sangat kecil ini penting tetapi jarang, dan serupa efeknya dengan vaksin jenis lain, termasuk vaksin hepatitis B, campak, gondok dan rubella, serta flu.
Peneliti mengimbau kepada seluruh pihak bahwa temuan ini perlu dipahami dalam konteks manfaat yang jelas lebih banyak dari vaksin AstraZeneca dibandingkan risikonya. "Risiko yang terkait dengan efek samping serius jauh lebih rendah daripada risiko penyakit serius atau kematian akibat Covid-19 itu sendiri terutama untuk orangtua dan populasi rentan lainnya," tambah Aziz.
Peneliti menambahkan bahwa studi lebih lanjut yang melibatkan orang yang lebih muda diperlukan dan untuk menilai tanggapan terhadap dosis kedua vaksin pun diperlukan.
"Pesan keseluruhannya adalah, sekalipun AstraZeneca memiliki peningkatan risiko ITP, vaksin ini manfaatnya jauh lebih banyak daripada risikonya," kata Stephen Evans dari London School of Hygiene and Tropical Medicine. Dia tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Bagi sebagian orang, ITP tak menyebabkan masalah serius, tapi sekali lagi tidak untuk semua orang," tambahnya.
Lantas bagaimana studi dilakukan?
Studi ini meneliti 2,53 juta orang dewasa di Skotlandia yang menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca dari Desember 2020 hingga April 2021. Tujuannya mencari tahu apakah benar vaksin ini memicu kasus pendarahan terkait vaksin dan kondisi peredaran darah.
Nah, ditemukan oleh para peneliti fata bahwa kejadian ITP dialami hingga 27 hari setelah vaksinasi pada sebagian subjek penelitian. Studi ini juga menemukan peningkatan risiko yang sangat kecil dari pembekuan darah arteri lainnya dan peristiwa perdarahan yang terkait dengan vaksin hingga 27 hari setelah vaksinasi dilakukan.
"Namun, tidak ada data yang cukup kuat untuk menentukan apakah ada hubungan antara vaksin AstraZeneca dengan trombosis sinus vena serebral atau suatu kondisi langka di mana gumpalan darah terbentuk di otak. Tidak ada juga bukti peningkatan risiko efek samping yang terkait dengan Pfizer," laporan studi.
Uji klinis telah menunjukkan bahwa vaksin Pfzier dan AstraZeneca secara umum dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh subjek penelitian, meskipun ada sejumlah kecil laporan tentang efek samping yang serius.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Inggris menerima 209 laporan gangguan pendarahan dan gangguan pembekuan darah setelah 22 juta dosis pertama vaksin AstraZeneca diberikan dan 6,8 juta dosis kedua diberikan.
"Sejak Mei, orang di bawah 40 tahun di Inggris telah ditawari vaksin alternatif jika tersedia, mengingat risiko langka sindrom pembekuan darah ditemukan," ungkap laporan tersebut.
-adityarp-
Sumber : okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar