Demikian disampaikan Komisi Kesehatan Nasional Beijing (NHC) pada hari Selasa (1/6) waktu setempat.
Seperti diberitakan kantor berita Reuters, Rabu (2/6/2021), pria itu, seorang penduduk kota Zhenjiang, dirawat di rumah sakit pada 28 April dan didiagnosis dengan H10N3 pada 28 Mei. NHC tidak memberikan rincian tentang bagaimana pria itu terinfeksi.
NHC mengatakan, kondisi pria itu sekarang stabil dan dia siap untuk dipulangkan. Investigasi terhadap kontak dekatnya tidak menemukan kasus lain. Disebutkan NHC bahwa tidak ada kasus lain infeksi H10N3 pada manusia yang dilaporkan secara global.
Diketahui bahwa banyak jenis flu burung yang telah terdeteksi di China dan beberapa menginfeksi orang-orang secara sporadis, biasanya mereka yang bekerja di peternakan unggas. Namun, ini adalah kali pertama strain H10N3 menginfeksi manusia. Tidak ada indikasi bahwa H10N3 dapat menyebar dengan mudah pada manusia.
NHC menyatakan, H10N3 adalah patogen rendah, yang berarti menyebabkan penyakit yang relatif lebih ringan pada unggas dan tidak mungkin menyebabkan wabah skala besar.
Mengenai hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan: "Sumber paparan pasien terhadap virus H10N3 tidak diketahui saat ini, dan tidak ada kasus lain yang ditemukan dalam pengawasan darurat di antara penduduk setempat. Saat ini, tidak ada indikasi penularan dari manusia ke manusia.
"Selama virus flu burung beredar di unggas, infeksi sporadis flu burung pada manusia tidak mengejutkan, yang merupakan pengingat nyata bahwa ancaman pandemi influenza terus berlanjut," imbuh WHO.
Filip Claes, koordinator laboratorium regional dari Pusat Darurat Penyakit Hewan Lintas Batas Organisasi Pangan dan Pertanian di kantor regional untuk Asia dan Pasifik mengatakan bahwa strain ini "bukan virus yang sangat umum".
Dikatakan Claes, hanya sekitar 160 isolat virus yang dilaporkan dalam 40 tahun hingga 2018, sebagian besar pada burung liar atau unggas air di Asia dan beberapa bagian terbatas Amerika Utara, dan sejauh ini tidak ada yang terdeteksi pada ayam.
Claes menambahkan, menganalisis data genetik virus akan diperlukan untuk menentukan apakah itu menyerupai virus yang lebih tua atau apakah itu campuran baru dari virus yang berbeda.
Sejauh ini, tidak ada jumlah yang signifikan dari infeksi flu burung pada manusia sejak strain H7N9 membunuh sekitar 300 orang selama 2016-2017.
-adityarp-
Sumber : detiknews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar