Sri Mulyani menjelaskan, proyeksi kenaikan inflasi yang meningkat di Amerika Serikat berpotensi mengancam momentum pemulihan ekonomi apabila diikuti dengan pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed.
"Ini dapat menciptakan efek rambatan (spillover), volatilitas dan ketidakpastian di sektor keuangan, serta dinamika arus modal global seperti saat terjadinya taper tantrum," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Kamis (20/5/2021).
Selain itu, hal ini dapat dilihat dari pasar keuangan global cenderung stabil, yang terlihat dari turunnya indeks volatilitas di pasar saham dan pasar obligasi global.
Namun demikian, pemulihan ekonomi masih didukung dengan program vaksinasi."Indonesia termasuk negara yang cepat dalam memastikan supply vaksin yang memadai untuk mencapai target herd immunity. Hingga pertengahan Mei, lebih dari 22 juta dosis vaksin telah diberikan pada masyarakat Indonesia," katanya.
Selain itu, pemerintah melakukan langkah pengendalian Covid-19 skala mikro dengan memobilisasi seluruh elemen pemerintahan hingga ke tingkat desa.
-adityarp-
Sumber : Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar