Salah satunya kanker serviks yang menjadi momok menakutkan. Mengingat kanker satu ini dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena inkubasi HPV tidak bergejala dan butuh waktu lama, bahkan bisa lebih dari sepuluh tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks.
Faktanya kanker serviks memang sukses memakan banyak korban jiwa meski kanker satu ini adalah salah satu jenis kanker yang bisa dicegah dengan vaksinasi HPV.
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15 persen jika dibandingkan pada 2018 dengan catatan jumlah kasus 36.633 dan faktanya kanker serviks membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya.
Ini berarti, lebih dari 21.000 keluarga di Indonesia setiap tahunnya ditinggalkan oleh sosok ibu, anak perempuan, atau istri karena kanker serviks, yang tak hanya meninggalkan duka tapi juga mengakibatkan beban sosial begitu besar bagi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga Indonesia ke depannya.
Jika angka vaksinasi HPV masih rendah, diprediksikan kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030.
Seperti dikatakan dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG, angka kematian karena kanker serviks yang naik hingga 15 persen secara langsung memperlihatkan masih begitu banyak wanita di Indonesia yang tak terlindungi oleh vaksin.
“Peningkatan angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 15% menunjukkan bahwa masih banyak perempuan Indonesia belum mendapatkan perlindungan kanker serviks dengan vaksinasi HPV. Padahal, usia produktif merupakan usia yang rentan terinfeksi oleh virus HPV, terutama HPV tipe 16 dan tipe 18 yang bisa mengakibatkan kanker serviks,” kata dr. Maria Ratna belum lama ini.
Penulis : Adityarp
Sumber : inews.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar