Radio Babe News. (16/4/2021).“Sejak diperkenalkan dan resmi dibuka pada tahun 2010, Summarecon Bekasi menjadi daya tarik baru bagi property seeker baik end user maupun investor. Perkembangan kawasan dan fasilitas hingga saat ini telah menjadikan Summarecon Bekasi menjadi destinasi bagi masyarakat yang hobi berkuliner, berolahraga, ataupun kebutuhan lifestyle dan harian mereka serta menjadi rumah bagi beragam komunitas,"
Summarecon Bekasi sendiri merupakan sebuah kawasan terpadu yang mulai dibangun sejak 2010 dengan area pengembangan seluas 270 hektare yang menghadirkan kawasan komersial dan kawasan hunian berwawasan lingkungan, bersanding penuh harmoni dalam sebuah tatanan kota yang modern.
Executive Director PT Summarecon Agung, Tbk Albert Luhur mengatakan, komitmen dalam menghadirkan produk terbaik dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya, menjadi salah satu kunci Summarecon Bekasi selalu mendapat tempat di hati masyarakat.
Sejak lama, Bekasi memang telah menjadi magnet bagi pengembang dan konsumen properti di Tanah Air.
Lokasi yang tak jauh dari Ibu Kota Jakarta serta banyaknya pilihan transportasi umum serta akses tol seperti Tol Lingkar Luar Jakarta, Tol Jakarta-Cikampek hingga yang terbaru Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) semakin memanjakan para pemilik hunian di Kota Patriot tersebut untuk mondar-mandir ke Jakarta dan sekitarnya, baik bekerja maupun sekedar pelesiran.
Kemudahan akses dan semakin lengkapnya fasilitas di wilayah timur Jakarta ini diakui oleh Agung (35), salah satu warga Bekasi. Menurutnya, untuk bekerja di Jakarta, dirinya mempunyai banyak alternatif transportasi, seperti dengan kendaraan pribadi, bus hingga kereta rel listrik (KRL). Waktu yang dibutuhkan dari Bekasi ke Jakarta pun relatif masih masuk akal, yaitu sekitar 1 jam.
"Saya beli rumah di Bekasi memang karena lokasi dan harganya yang masih terjangkau, terutama untuk pekerja ya. Cicilannya masih worth it lah.
Majunya wilayah Bekasi dalam hal pengembangan sektor properti juga diakui oleh Pengamat Properti sekaligus Director Head of Research and Consultancy Savills, Anton Sitorus. pengembangan properti di Bekasi masih jauh dari kata tamat. Salah satunya karena masih tersedianya lahan yang luas di wilayah tersebut.
"Bekasi itu bukan seperti Singapura atau Hong Kong yang sudah mentok ke laut, tidak bisa kemana-mana lagi, yang lahannya terbatas. Bekasi itu masih luas. Di Kota Bekasi saja masih banyak lahan, apalagi kita bicara Kabupaten (Bekasi).
Daya tarik sektor properti di Bekasi juga masih terbuka lebar seiring dengan pertumbuhan penduduk, khususnya di wilayah Jabodetabek. Dengan banyaknya jumlah penduduk ini tentunya membuat kebutuhan akan hunian juga terus meningkat.
Berdasarkan data sensus BPS tahun 2018, terdapat 13,5 juta unit kekurangan (backlog) kepemilikan rumah. Meskipun menurut Kementerian PUPR, angka ini telah turun menjadi 11 juta unit pada 2021, namun gap antara kebutuhan dan ketersediaan hunian masih cukup tinggi dan berpotensi kembali meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.
Data Kementerian PUPR pun menyebut, secara nasional, setiap tahunnya terjadi penambahan permintaan (demand) hunian sekitar 1,46 juta unit. Sementara hunian yang bisa dipasok (supply) hanya sekitar 400 ribu unit.
"Jika bicara penduduk di Jabodetabek ini saja sudah hampir 32 juta. Itu masih terus bertumbuh. Belum Lagi yang belum punya rumah, masih banyak sekali. Makanya angka backlog kita tinggi. Artinya kebutuhan ini besar dan lahan masih bisa dikembangkan juga banyak, jadi bicara pengembangan properti di Bekasi, prospeknya masih besar. Tinggal pemerintah (Pemda) dan swasta bisa merencanakan dengan baik," kata Anton.
Salah satu pengembang yang telah lama berkontribusi terhadap perkembangan properti di Bekasi adalah Summarecon Bekasi. Dalam 11 tahun perjalanannya, Summarecon Bekasi telah bertransformasi menjadi pengembang yang bergengsi di Kota Patriot tersebut.
Sumber : Liputan 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar