"Ketahanan pasokan BBM dan Avtur sangat memadai di kisaran 20 hingga 74 hari ke depan. Berdasarkan data saat ini, pasokan gasoline secara nasional sebesar 10,5 juta barel, Gasoil (solar) 8,8 juta barel dan avtur 3,2 juta barel," ujar SPV Communication and Investor Relation PT Pertamina (Persero) Agus Suprijanto dalam diskusi virtual bertajuk 'Terbakarnya Tanki Pertamina Balongan, Pasokan BBM Aman', yang diselenggarakan Kamis (1/4/2021).
Dalam rilis yang diterima Jumat (2/4/2021) disebutkan Pertamina telah menerapkan pola suplai untuk mengantisipasi kondisi emergency atau kedaruratan. Ia memastikan tidak ada masalah pada kilang Balongan dan memastikan suplai pengganti dijalankan dari kilang RU IV Cilacap dan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban. "Pertamina memiliki digital monitoring system untuk memantau stok BBM. Masyarakat tak perlu panik, karena stok sangat banyak," pungkasnya.
Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mengatakan, ketika kejadian itu, ia bersama rekan-rekannya di Komisi VII fokus pada pasokan BBM yang harus tetap terjaga. Sebab, kilang Balongan memiliki kapasitas besar dengan produk-produknya yaitu Pertamax, Pertalite dan bensin atau Premium.
"Tanki penyimpanan BBM di sana (Balongan) banyak sekali, ada sekitar 38 tanki timbun yang berisikan sudah menjadi BBM dan ada tanki-tanki lain yang masih processing, crude, ada setengah BBM yang bahkan jumlahnya sampai 70-an tanki," katanya.
Sugeng menyadari, keberadaan Kilang Balongan sangat strategis karena memasok BBM untuk wilayah lain. Dari total kapasitas penyimpanan BBM di Terminal BBM (TBBM) Plumpang sebesar 15.000 kilo liter (KL), sebanyak 14.000 KL di antaranya merupakan suplai dari Balongan.
Ia meminta kepada Pertamina, agar bisa memastikan pasokan BBM aman. Sebab, wilayah Jabodetabek, Jabar dan Banten memang sangat tergantung kilang Balongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar