Pada Senin tanggal 26 April 2021 pagi ini, mulai melakukan aksi long-march ber-jalan kaki, dari titik pemberangkatan, di depan kantor Bupati Bekasi Eka Supria Amaja,SH. Pemkab Bekasi di Komplek Delta Mas, Cikarang Pusat, menuju Kantor Istana Negara dengan harapan bisa bertemu langsung Presiden Ir Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta.
Demi menuntut keadilan hukum bagi rakyat kecil, dari dugaan tindakan kejahatan kemanusiaan berupa intimidasi dan teror oleh para pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi. Ketiga guru honorer ini berjuang mewakili 9.300 orang guru honorer Kabupaten Bekasi, yang saat ini sehari-hari dalam ancaman intimidasi, terror, dan pemecatan, dari para pejabat Disdik Kabupaten Bekasi. Hanya karena guru honorer Kabupaten Bekasi, menuntut kesejahteraan hidup layak bagi anak dan keluarganya. Dimana para guru honorer itu, saat ini menerima upah mengajar perbulan dari sekolah negeri hanya Rp1,8 juta, padahal mereka sudah mengabdi puluhan tahun, bahkan yang sudah diaatas 20 tahun. Di daerah Tingkat II Kabupaten Bekasi yang katanya, Kabupaten kaya raya, karena berhasil mendatangkan imvestor dari penjuru dunia, hingga memiliki 10 kawasan industry terbesar di seluruh Asia.
Seluruh guru PNS dan Honorer di penjuru pelosok negeri ini, harus tahu dan dapat terus mengikuti dengan seksama perjuangan “para Umar Bakri” guru honorer Kabupaten Bekasi, pertama Muhamad Unin Saputra (46 tahun) guru honorer SD Negeri Sriamur 05 Tambun Utara, kedua Misin Suhendra Arianto (46 tahun) guru honorer SD Negeri Sukawangi, Tambelang dan ketiga Anim (47 tahun) guru honorer SD Negeri Pahlawan Setia 01, Tambelang ini.
Selanjutnya berjalan kaki pagi ini, berjalan kaki dari depan Kantor Pemkab Bekasi melalui ruete jalan-jalan utama Kabupaten Bekasi, menuju jalan-jalan utama Kota Bekasi, melewati jalan utama Jakarta Timur, menuju Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) di jalan Latu Harhari di Jakarta Pusat. Melaporkan dugaan Tindakan intimidasi dan terror yang dilakukan terhadap sekitar 9.300 orang guru honorer Kabupaten Bekasi. Yang hingga kini masih menerima upah mengajar bulanan sekitar Rp1.800.000, – Padahal Bapak dan Ibu guru itu, sudah mengabdikan diri mendidik, di sekolah sekolah di pelosok Kabupaten Bekasi puluhan tahun lalu. Bahkan ada yang mengabdi menjadi honorer hingga ini sudah diatas 20 tahun lebih.
Tampak ribuan guru yang tergabung dalam Front Pembela Honorer pagi ini memberi dukungan dan hadir di Pemkab Bekasi. Seluruhnya menyatakan mendukung penuh aksi jalan kaki, tiga guru aktivis FPHI Kabupaten, berangkat dari Pemkab Bekasi menuju kantor Presiden Jokowi di Istana Negara.
Apalagi para aktivis FPHI yang berjalan kaki ini, juga menyatakan mendukung dengan setulus-tulusnya praktek pemberantasan korupsi, programnya Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja,SH tentang “Bekasi Baru, Bekasi Bersih, Dari Praktek Korupsi”. Dimana program ini digaungkan Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja,SH pasca menjabat Bupati Bekasi definitif Kabupaten Bekasi. Menggantikan pendahulunya mantan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin yang tersangkut kasus hukum, tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa tahun lalu. Dan kini mantan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin menikmati masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung.
Sumber : mediagaruda.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar