Kejadian tanggul jebol itu dilaporkan oleh salah satu relawan bernama Ayung, pada Minggu (21/2).
Ayung menjelaskan tanggul jebol itu terjadi sekitar pukul 23.30 WIB saat hujan intensitas tinggi sedang mengguyur wilayah tersebut.
Sekitar 12.000 warga di tiga desa di Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi Jawa Barat terpaksa mengungsi lantaran permukiman mereka masih terendam banjir.
Ketinggian banjir pun cukup parah hingga mencapai 2,5 meter, akibat jebolnya tanggul penahan air di sekitar aliran Sungai Citarum.
“Ada 12.000 warga mengungsi dievakuasi langsung kemarin itu oleh petugas gabungan bersama relawan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln, pada Senin (22/2/2021).
Dijelaskan Henri, belasan ribu warga itu masih mengungsi disebabkan kawasan permukimannya masih tergenang banjir.
Meskipun ketinggian air sudah mulai menurun, dari 2,5 meter menjadi 1 meter.
“Masih pada mengungsi di sejumlah posko pengungsian,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan ada tiga desa terdampak banjir akibat luapan air Sungai Citarum, diperparah ada tanggul jebol di lokasi tersebut.
Tiga desa itu yakni Karangsegar. Tercatat banjir mencapai ketinggian 2 meter.
Akibatnya 5.284 warga mengungsi. Kemudian 2.079 kepala keluarga terkena dampaknya.
Kedua, Desa Sumberurip yang diterjang banjir hingga ketinggian 2 meter.
Daerah ini menjadi yang terparah dengan 12.000 kepala keluarga terdampak. Kemudian 5.000 orang terpaksa mengungsi.
Ketiga, Desa Sumberreja dengan ketinggian banjir 1-2 meter. Sebanyak 685 kepala keluarga terdampak dan 2.670 orang terpaksa mengungsi. “Untuk korban jiwa nihil,” ucap dia.
Sumber : wartakotalive.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar