Edy mengaku telah menyampaikan ke seluruh jajaran perlindungan tanaman pangan agar lebih intensif melakukan kegiatan pengamatan, waspada, dan gerak cepat segera melakukan tindakan pengendalian OPT sesegera mungkin, agar kejadian serangan OPT seperti wereng cokelat ini tidak meluas dan mengganggu produksi padi kita.
“Kami juga sudah menugaskan staf Ditlin TP untuk berkoordinasi dengan petugas lapangan, Dinas Pertanian, pemerintah desa, serta Babinsa agar dapat melakukan upaya-upaya pengendalian serangan WBC secara cepat, efektif, dan efisien,” terang Edy.
Lebih lanjut, dijelaskan sarana pengendalian OPT seperti pestisida, baik pestisida biologi maupun pestisida kimia saat ini sudah tersedia dan tersebar di gudang-gudang Brigade Perlindungan Tanaman (BPT).
Sarana tersebut dipersilakan untuk digunakan seoptimal mungkin dalam mengendalikan serangan OPT yang ada di wilayah masing-masing. Permintaan bantuan pestisida diusulkan berdasarkan rekomendasi petugas POPT agar lebih tepat dan tertib administrasi.
Kementan meminta petugas POPT dan Penyuluh Pertanian di lapangan beserta jajaran dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk terus berkoordinasi dengan jajajaran pemerintah pusat.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Eem Embang Lesmanasari, bersama dengan Kepala Bidang Penyuluhan, Yeta Hendriwideta, telah menginstruksikan semua petugas lapangan, penyuluh pertanian dan POPT untuk bersama-sama mengawal dan terus mendampingi petani untuk mengendalikan serangan WBC di wilayahnya masing-masing.
“Pengawalan pertanaman dalam rangka mengamankan produksi merupakan tugas bersama. Pendampingan petani oleh petugas lapangan baik penyuluh maupun POPT akan terus kami tingkatkan sehingga kami harapkan serangan WBC ini dapat segera tertangani dan tidak menyebar ke wilayah lain,” tutur Eem.
Tiga Kecamatan
Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Bekasi, Sutiawan, menyatakan di wilayahnya hama WBC ini menyerang pertanaman padi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, dan Serangbaru.
“Saat ini, WBC atau wereng cokelat menyerang pertanaman padi di wilayah Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, dan Serangbaru. Untuk kecamatan yang lainnya masih aman dan terkendali”, terang Sutiawan.
Langkah strategis juga diambil oleh Koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Wilayah II Subang-BPTPH Jawa Barat, H. Iduk, dengan cara mendekatkan bantuan sarana pengendalian ke lokasi serangan. Hal ini dimaksudkan agar tindakan pengendalian dapat lebih cepat dilaksanakan tanpa harus menunggu bantuan pestisida tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar