Pantauan di lokasi, turap pembatas antara perkampungan dengan perumahan yang berada dibawahnya itu longsor.
Ketinggian tebing yang diperkirakan sekira empat meter itu lonsor longsor sejauh sekira lima meter.
Batu-batu maupun tanah turun menutupi jalan perumahan.
Sedangkan di area atas titik longsor itu nampak tanahnya retak, akses jalan diatasnya juga sudah ditutup tidak bisa dilalui kendaraan.
Frans Kaunang (61) warga setempat sempat menyaksikan detik-detiknya terjadinya longsor.
Longsor terjadi sekira pukul 07.30 WIB, awalnya dia tengah berada di teras rumahnya ketika hujan deras mengguyur permukimannya.
Terdengar suara gemuruh dari luar rumah.
"Suara-suara ya nggak terlalu ramai gemuruh aja sedikit ya karena longsor aja," katanya, pada Minggu (24/1/2021).
Ia menuturkan longsoran tanah itu sempat menutupi jalan perumahan serta mengenai pagar dua orang dibawahnya.
Beruntung, saat kejadian tidak ada orang maupun kendaraan dipinggir tebing tersebut.
"Ya karena sudah prediksi jadi warga sudah antisipasi jika hujan deras gini, engga pernah simpan mobil atau bermain di area sekitar itu," ungkapnya.
Frans mengungkapkan kejadian longsor ini bukan pertama kalinya.
Awal tahun 2020 juga sempat terjadi longsor, titik juga tak jauh dari titik longsor saat ini.
Bekas longsor awal tahun 2020 itu juga belum dilakukan pebaikan permanen hanya dilakukan secara sementara.
"Kalau di titik sekarang ini sudah dua kali, awalnya kecil terus sedikit. Nah ini ketiganya langsung amblas. Waktu awal tahun 2020 juga pernah longsor, itu juga belum diperbaiki," imbuhnya.
Sumber : wartakotalive.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar