TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Penyebaran Covid-19 melalui klaster keluarga di Kota Bekasi mengalami peneningkat.
Pasien yang menjalani isolasi mandiri di kediamannya, menjadi penyebab utama tertularnya anggota keluarga lain yang tinggal satu rumah dengan pasien.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menjelaskan data klaster keluarga di wilayahnya.
Sejak Maret hingga 6 September 2020, ditemukan 196 kasus klaster keluarga Covid-19.
"Sejak Maret sampai 6 September, jumlah kasus keluarga ada 196 keluarga se-kota, dengan totalnya ada 519 jiwa," tutur Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/9/2020).
Rahmat merinci, Kecamatan Bekasi Utara menempati urutan pertama jumlah temuan klaster keluarga di Bekasi dengan total sebanyak 28 kasus.
"Jadi yang paling tinggi Bekasi Utara ya dalam kasus keluarga," ujarnya.
Menyusul Kecamatan Rawa Lumbu dengan 26 kasus, Bekasi Selatan dan Bekasi Barat 22 kasus, Bekasi Timur 18 kasus, Medan Satria dan Pondok Gede 15 kasus.
Jatiasih 12 kasus, Mustika Jaya 11 kasus, Jatisampurna 10 kasus, Pondok Melati 6 kasus.
"Hanya Kecamatan Bantar Gebang saja yang belum ditemukan kasus klaster keluarga," tutur Rahmat.
Saat ini, terdapat 25 KK yang masih menjalani perawatan akibat tertular Covid-19 melalui klaster keluarga.
Rahmat menambahkan penularan Covid-19 di Bekasi semakin meningkat akibat klaster keluarga dan transmisi airbone (udara).
Oleh sebab itu, Rahmat tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk mengenakan masker ketika berpergian keluar rumah.
"Saya berpesan kepada seluruh warga kota Bekasi, sekarang ini transmisi keluarga dan transmisi airborne itu sangat tinggi. Jadi caranya itu hanya satu, patuhi protokol kesehatan dwngan cara menggunakan masker, physical distancing, jaga kebersihan, cuci tangan, jaga jarak dan juga hindari kerumunan," katanya.
sumber : tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar