Liputan6.com, Jakarta Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyoroti adanya kluster baru penyebaran covid-19 di pabrik LG Cikarang. Sejumlah Anggota Komisi VI DPR RI pun mencecar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang terkait hal ini.
Anggota Komisi VI dari fraksi PDIP, Evita Nursanty, meminta Agus lebih tegas dalam menerapkan protokol kesehatan di sektor industri. Dengan demikian, penularan corona di pabrik-pabrik dapat dicegah.
"LG Korea yang standarnya ketat saja bisa lolos. Bisa dibayangkan enggak perusahaan-perusahan kelas di bawahnya? LG, Unilever yang begitu ketat,” kata dia.
Ada juga anggota Komisi VI dari Fraksi PKS, Chairul Anwar, meminta agar pemerintah meningkatkan kewaspadaan atas penyebaran virus corona. Pasalnya hal ini juga berpengaruh pada kondisi perekonomian Indonesia.
"LG di MM 2100 terjadi Covid-19 masal. Ini harus jadi catatan tersendiri," tegas Chairul. "Sangat tidak mungkin ekonomi bisa baik selama Covid-19 tidak segera diselesaikan,” ujar dia.
Selain itu, Chairul juga mewanti-wanti sektor industri yang bisa rugi besar jika pegawainya terpapar Covid-19 dan harus menghentikan produksi.
"Buktinya LG, begitu mereka berjalan sekarang mereka harus hentikan selama 14 hari untuk tidak produksi. Mereka kehilangan waktu, hasil produksi, dan tentu keuntungan. Dan akan ada kerugian dalam manufacturing. Oleh karenanya ini harus diperhitungkan betul," terang Chairul.
Sementara itu, salah satu Anggota Komisi VI, Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio dari fraksi PAN juga meminta agar Agus memerintahkan para pelaku industri agar menggelar tes swab massal terhadap karyawan.
"Saya harapkan Pak Menteri bisa memfasilitasi industri-industri yang ada, untuk memerintahkan kaitan swab test ini," kata Eko.
Dalam hal ini, Eko meminta agar para pemain di sektor industri tak hanya mengandalkan rapid test atau PCR test yang dinilainya kurang efektif.
“Berkaitan penyebaran Covid-19 di pabrik LG. Ini kan yang punya inisiatif dari pabrik tersebut, bukan Kemenperin. Saya berharap dari Kemenperin berinisiatif untuk ada juknis bagaimana caranya untuk melakukan. Karena saya lihat kalau tes (rapid dan PCR) saja tidak maksimal, harus swab. Jadi saya harapkan Pak Menteri bisa memfasilitasi industri-industri yang ada, untuk memerintahkan kaitan swab test ini,” tutur Eko.
sumber:www.liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar