Bandung, CNN Indonesia --
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pandemi covid-19 menghadirkan dua persoalan, yakni darurat kesehatan dan darurat ekonomi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar mengalokasikan anggaran triliunan rupiah untuk menyelesaikan dua persoalan tersebut.
"Covid-19 bukan hanya darurat kesehatan, tapi juga darurat ekonomi. Sekarang, 2/3 warga Jabar membutuhkan bantuan," kata Emil dalam kegiatan pembagian ribuan paket sembako bersama Forkopimda Jabar di empat daerah, yakni Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (5/7).
Padahal, lanjut Emil, sebelum ada pandemi Covid-19, penerima bantuan sosial di Jabar hanya 25 persen dari total penduduk. Sekarang, kata Emil, menjadi 63 persen dari total jumlah penduduk.
"Maka kami distribusikan bantuan sosial, termasuk hari ini kami bagikan langsung," ucapnya.
Menurut Emil, pendistribusian bansos provinsi tahap II akan segera dilakukan. Data yang sempat menghambat distribusi terus diperbaiki dan diperbarui, supaya tepat sasaran dan berkeadilan. Maka itu, ia meminta semua masyarakat turut mengawasi pendistribusian bansos. Bansos provinsi Jabar senilai Rp500 ribu adalah satu dari delapan pintu bantuan. Tujuh pintu bantuan lainnya adalah Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Kartu Prakerja, Dana Desa (bagi kabupaten), bantuan sosial (bansos) dari presiden, serta bansos dari kabupaten/kota.
"Bansos terus kita laksanakan, mohon monitoring dan evaluasi dari semua pihak termasuk media. Penerima bansos akan terus di-update," katanya.
Dalam kegiatan tersebut, Emil mengapresiasi Gugus Tugas Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Banjar dalam memutus mata rantai sebaran Covid-19. Level kewaspadaan dua daerah itu berada di zona biru atau level 2. Sementara Kabupaten Ciamis dan Pangandaran berada di zona kuning (level 3).
"Jabar banyak diapresiasi dalam penanggulangan Covid-19 karena keterkendaliannya. Mudah-mudahan semua daerah secepatnya menjadi zona hijau," ujarnya.
Emil bersama Forkopimda mengendarai sepeda motor dalam kegiatan tersebut. Selain memudahkan akses menuju desa-desa, ia bersama Forkopimda menyerap aspirasi masyarakat sepanjang perjalanan.
"Sengaja naik motor supaya lebih santai dan rombongan tidak terlalu besar, juga bisa berhenti kalau ada permasalahan di jalan atau di desa-desa," katanya.
Sumber :www.cnnindonesia.com
Sinta bella bisa
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus